she.id

Kisah Masjid Tua yang Istiqomah Tanpa Pengeras Suara

Masjid As Salaf (foto/Haryanto)

Follow @arahdotcom

She - Tidak seperti masjid pada umumnya yang menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan azan. Masjid As Salaf yang berada di Kampung Ciganea, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta ini sejak tahun 1960 tidak menggunakan pengeras suara.

KH Hasan Basri, Pengurus masjid tersebut menjelaskan kenapa tempatnya ini memilih tidak menggunakan pengeras suara atau toa.

"Sama orang tua gak boleh ada pengeras suara, harus Istiqomah katanya, sampe kapanpun. Sekarang mah tidak terlalu urgent, kan sudah banyak masjid yang mengumandangkan azan menggunakan spikernya," jelas Hasan.

Ia pun tak mengetahui alasan pasti mengapa orang tuanya mengamanatkan hal tersebut. Meskipun begitu, masjid yang juga tanpa kubah ini pun jika datang waktunya salat, akan mengumandangkan suara azan dari dalam masjid.

"Azan mah tiap waktu azan ada, sama santri. Cirinya disini ada bedug untuk ngasih tau sudah masuk azan. Untuk Jamaah yang sholat mah ada terus," katanya.

"Yang penting mah ibadahnya tenang, gak pake speaker mah jadi adem lah, enaknya sudah gini sih," ungkapnya saat ditemui di kediamannya yang tak jauh dari masjid As Salaf.

Jika dirunut mengenai alasan mengapa KH Idris Udori sebagai pendiri masjid, tidak menggunakan pengeras suara. Hasan mengatakan jika dilihat dari saat ini, salah satunya adalah toleransi antar warga serta umat agama lainnya, dan juga mengajarkan untuk tidak riya.

"Mungkin salah satu alasan lainnya tidak menggunakan pengeras suara disini, agar jamaah yang melakukan ibadah seperti mengaji, tadarus, sholawatan bisa ikhlas hanya untuk Allah. Kalo diketahui banyak orang, takutnya jadi riya. Riya kan gak boleh sama agama," ungkapnya.

Akan tetapi, ia yang juga sebagai pengasuh pondok pesantren As Salaf ini menyebutkan, bukan berarti masjid yang menggunakan pengeras suara itu riya.

Anak pertama dari pendiri masjid itu pun mengatakan semua yang dilakukan tergantung niat, dirinya memilih hal tersebut karena meneruskan tradisi dari leluhurnya.

Baca Juga: Keren, 5 Kampung di Indonesia Ini Sudah Dikenal Dunia
Masjid Biru Benteng Terakhir Kejayaan Islam di Armenia

"Malah kalo sekarang menggunakan pengeras suara, warga sekitar akan bertanya-tanya kenapa. Kan sejak dulu sudah tidak menggunakan," tuturnya.

Oleh karena itu, jika dilihat dari luar, masjidnya yang sejak awal berdiri tidak melakukan rombakan ini, terkesan seperti bangunan rumah biasa. Namun meskipun demikian, aktivitas keagamaan di dalamnya tidak henti dilakukan oleh santri As Salaf yang kini berjumlah 150 santri. (Haryanto)

Artikel ini bermanfaat?
sekarang juga!

komentar

Terbaru Lainnya